LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
LILIOPSIDA
(Subclassis Alismatidae dan Subclassis Arecidae)
Dosen pengampu : Asep Mulyani M.Pd
Nama : Titin
Maesaroh
Nim :
1413163118
Kelompok : 1
Kelas :
IPA-Biologi A/IV
Asisten Praktikum : - Ali nurdin
-
Nina maulida
PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
LILIOPSIDA
(Subclassis Alismatidae dan Subclassis Arecidae)
I.
TUJUAN
1. Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies
tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Alismatidae
dan Subclassis Arecidae.
2. Untuk menemukan ciri-ciri khusus
tumbuhan yang termasuk pada Family-family yang ada dalam Subclassis Alismatidae
dan Subclassis Arecidae.
II.
DASAR TEORI
1.
Sub classis Arecidae
Bentuk
hidupnya bervariasi dari lemna yang ukurannya hanya beberapa milimeter sampai
pohon-pohon palm yang besar. Sekitar 50% dari jumlah speciesnya adalah pohon.
Bunga-bunga umumnya kecil, sering tersusun dalam pembungaan spadiks yang
dilindungi oleh seludang spatha. Sel tetangga pada stomata umumnya empat,
tetapi bisa dua atau tiga.
Beberapa
species memiliki sifat-sifat yang bukan tipe
Liliopsida seperti daun yang lebar dengan urat daun jala. Kecuali pada
ordo Arales, semua anggotanya mempunyai pembuluh trachea. Lebih dari setengah
jumlah speciesnya merupakan anggota ordo Arecales yang hanya mempunyai satu
familia yaitu Arecaceae.
Catatan fosil menunjukkan bahwa Arecidae muncul pada periode Kretaseus
atas, sekitar 80 juta tahun lalu. Sub classis Arecidae terdiri dari empat ordo,
lima famili, dan sekitar 5600 species.
2. Sub classis
Alismatidae
Sub classis
Alismatidae mempunyai ciri –ciri umum sebagai berikut :
a.
Habitusnya
berupa herba akuatik atau tumbuhan daerah lembab.
b.
Berkas
pembuluhnya kurang berkembang dan tidak mengandung lignin. Pembuluhditemukan
pada akar atau tidak ada.
c.
Daun umumnya
tunggal, berseling atau kadang-kadang berhadapan atau berkarang
denganpertulangan daun sejajar. Daun mempunyai pelapah.
d.
Bunga
umumnya besar dan menarik tapi kadang-kadang kecil dan tidak menarik.
Polinasidibantu oleh serangga, angin atau air. Actinomorf atau zigomorf. Letak
ovarium umumnyasuperum. Bunga dalam perbungaan (majemuk) bentuk rasemosa atau
spika denganatautanpa braktea. Perhiasan bunga trimer. Polen trinukleat, bitegmik,krasinuselat.
Ovarium 1sampai beberapa, sehingga ada yang apokarp.
Subclassis Alismatidae mempunyai Sub
classis Alismatidae terdiri dari 4 bangsa (ordo), 16 suku (famili) dan 500
spesies. Bangsa Alismatales, Hydrocaritales dan Najadales secara evolusi
berkerabat dekat, seringkali dianggap satu kelompok yang disebut Helobiae,
sedangkan bangsa Triuridales lebih terisolasi. Alismatidae mempunyai
karakteristik bunga Apokarp, herba akuatik, sistem pembuluh biasanya tidak
mengandung lignin, pollen triaperture,
sel tetangga pada stomata kebanyakan 2, pembuluh terbatas pada akar.
Family dari subclassis Alismatidae
(Campbell, 2000: 180) yaitu :
a. Familia
Limnocharitaceae
Daun yang termasuk kategori daun lengkap,
habitus batangnya herba, Bunga majemuk, actinomorf, biseksual, sepal 3, gigih.
Kelopak 3, putih atau kuning. Benang sari 3-100. Ovarium unggul. Karpel 3
sampai 20.
b. Familia
Pandanaceae
Familia yang habitusnya berupa semak, perdu
atau pohon dengan batang yang besar dan rumbuh tegak, bercabang-cabang, atau
berupa liana dengan batang-batang memanjat, pada pangkal batang terdapat akar
tunjang, kadang-kadang akar keluar dari bagian batang yang lebih tinggi, bahkan
dari cabang-cabangnya, daun sempit, panjang, bangun pita dengan tepi berduri
kecil-kecil tajam, duri kadang-kadang juga pada sisi punggung ibu tulangnya,
tersusun dalam garis spiral (spirotich) yang biasanya ada 3, bunga berkelamin
tunggal, telanjang tersusun sebagai bunga tongkol yang bersifat majemuk,
terdapat pada ujung batang atau dalam ketiak daun-daun pelindung yang besar,
seringkali berwarna, bunga jantan dengan atau tanpa putik yang rudimeter,
mempunyai banyak benang sari yang terdapat pada sumbu bunga pendek atau
panjang, tangkai sari bebas atau berlekatan, kepala sari tegak terdiri atau 2
ruang sari yang masing-masing dapat terbagi lagi dalam ruang-ruang yang lebih
kecil. bunga betina tanpa benang sari mandul atau bila ada kecil dengan posisi
yang hipogin.
c. Familia
Araceae
Familia yang habitusnya berupa terna dengan
getah yang cair atau seperti susu, pahit. Dalam tanah mempunyai rimpang yang
memanjang atau seperti umbi, kadang-kadang memanjat, jarang dengan batang
berkayu, daun biasanya tidak banyak, kadang-kadang baru berbentuk setelah
keluar bunga, tunggal atau berbagi sampai majemuk, kebanyakan tersusun sebagai
roset akar atau tersebar pada batang atau bersilang dalam 2 baris, helaian
bangun jantung atau perisai sering tombak atau anak panah, dengan tangkai yang
pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkali tipis seperti selaput.
Bunga kecil, dalam jumlah yang besar tersusun sebagai bulir atau tongkol yang
mempunyai seludang, sering berbau tidak sedap, bunga banci atau berkelamin
tunggal, bunga yang banci sering sama, yang berkelamin tunggal pada tongkol
teratur sedemikian rupa sehingga bunga jantan terdapat dibagian atas tongkol
dan bunga jantan betina dibagian bawahnya.
Bunga yang banci mempunyai perhiasan bunga
yang terdiri 4-6 segmen atau berlekatan membentuk badan seperti piala, bunga
yang berkelamin tunggal tanpa hiasan bunga, benang sari 2-4-8. Berhadapan
dengan segmen-segmen hiasan bunga, kepala sari membuka dengan celah atau liana,
bebas atau bersatu menjadi satu massa, pada bunga betina sering terdapat benang
sari–benang sari yang mandul.
d. Familia
Arecaceae
Familia yang habitusnya berupa semak, pohon
atau liana dengan batang sangat pendek hampir tidak ada, atau tinggi besar, ada
yang langsing panjang dan bersifat lentur, biasanya tidak bercabang, seringkali
penuh dengan dengan sisa-sisa tangkai daun yang lebar berbentuk upih yang tidak
gugur, akar pertama yang berasal dari lembaga segera hilang dan diganti dengan
akar-akar yang sama besar yang keluar dari pangkal batang, daun tunggal,
bercangap, berbagi atau majemuk dengan susunan tulang-tulang menjari atau
menyirip, biasanya besar, panjangnya dapat mencapai beberapa meter, tersusun
sebagai roset batang atau roset akar, pada jenis-jenis yang memanjat, tersebar
dalam kuncup, daun berlipat bila telah berkembang biasanya berujung tajam, tepi
atau ibu tulang berduri. Bunga kecil, banci atau karena adanya reduksi salah
satu alat kelaminya menjadi berkelamin tunggal, berumah satu atau berumah dua,
kadang-kadang poligam, tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat seperti
malai, biasanya dengan ibu tangkai bunga yang menebal, yang keseluruhanya
membentuk yang disebut bunga tongkol.
Karangan bunga itu jarang terdapat pada
ujung batang, tetapi biasanya diketiak-ketiak daun atau pada batang dibawah
roset daun, kebanyakan diselubungi oleh daun pelindung yang disebut seludang
bunga, seludang bunga banyak atau sedikit, seperti belulang atau seperti
membran. Hiasan bunga ganda, berupa 3 daun kelopak yang terpisah-pisah atau
berlekatan dengan susunan seperti genting atau kutub-kutub, dalam bunga jantan
biasanya tersusun seperti katup-katup dalam bunga betina seperti genting.
Benang sari biasanya 6, tersusun dalam 2 lingkaran, jarang lebih dari 6 ( 3-
banyak ) atau hanya 3, bebas satu dari yang lain atau berlekatan, kepala sari
beruang 2, membuka dengan celah membungkus, serbuk sari dengan permukaan yang
licin jarang berduri.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
a. Pisau/silet
b. Alat tulis
2.
Bahan
a. Family Limnocharitaceae: Limnocharis flava (Genjer)
b. Family Pandanaceae: Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi)
c. Family Araceae: Colocasia esculenta (Keladi/Taleus)
d. Famil Arecaceae: Hyophorbe
lagenicaulis (Palem)
IV.
LANGKAH KERJA
1. Alat
dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola
percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya diperhatikan dan diamati.
3. Daunnya dalam hal filotaksis, komposisi,
pertulangan, bentuk dan tepi daunnya di amati.
4. Perhiasan dan alat kelamin bunga, yaitu: Corolla, Calyx, perigonium, Stamen dan pistilum diamati.
5.Bagian-bagian tumbuhan digambar,
yaitu: percabagan tumbuhan; penampang memanjang bunga serta braktea; stamen dan
pistilum; serta bagian-bagian bunga tersebut diberi nama.
V.
HASIL PENGAMATAN
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum kali membahas mengenai divisi Magnoliophyta,
Kelas Liliopdida, Subclassis Alismatlidae
dan Subclassis Arecidae yang meliputi spesies dari Family
Limnocharitaceae: Limnocharis flava (Genjer), Family Pandanaceae: Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi), Family Araceae: Colocasia esculenta (Keladi/Taleus), dan (Palem).
Klasifikasi Pandan Wangi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
SubKelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili :
Pandanaceae
Genus :
Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
Pengamatan pertama dilakukan pada spesiemen Pandanus amaryllifolius (Pandan
wangi). Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi) dilihat dari batangnya
yaitu habitus herba, memiliki percabangan monopodial, dan segi penampangnya
berbentuk bulat. Sedangkan dilihat dari daunnya yaitu mempunyai macam daun yang
tunggal, letak kedudukan dunnya yaitu oset batang, bentuk daunnya yaitu pita
lanset, pertulangan daunnya sejajar, tepi daunnya rata, ujung daunnya
meruncing, dan pangkal daunnya dekuren.
Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi) memiliki bagian tambahan yaitu pada daun induk tulang
daunnya melengkung, dan memiliki bau yang khas karena mengandung minyak atsiri.
Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi)biasanya
hidup di rawa-rawa atau di tempat-tempat yang lembab dan teduh. Untuk
perkembangbiakannya dilakukan dengan cara memisahkan tunas baru dari rumpunnya
yang tumbuh diantara akar-akar.
Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi) dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Diantaranya
dapat digunakan untuk mengobati rematik, pegal linu, gelisah dan mengobati
lemah saraf. Selain itu, daun pandan wangi juga dimanfaatkan untuk dunia
kecantikan sebagai bahan alami untuk perawatan rambut. Antara lain untuk
menyuburkan rambut, menghitamkan rambut, mengatasi rambut rontok hingga
menghilangkan ketombe. Kandungan yang terdapat di dalamnya adalah alkaloida,
saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna.
Klasifikasi Genjer
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : arecidae
Ordo : Alismatales
Genus : Limnocharis
Pengamatan kedua dilakukan pada spesiemen Limnocharis flava (Genjer). Limnocharis flava (Genjer) dilihat dari
batangnya yaitu habitus herba, memiliki percabangan monopodial, dan segi
penampangnya berbentuk segitiga. Sedangkan dilihat dari daunnya yaitu mempunyai
macam daun yang tunggal, letak kedudukan dunnya yaitu roset akar, bentuk
daunnya yaitu bulat, pertulangan daunnya sejajar melengkung, tepi daunnya rata,
ujung daunnya mukronaneatus, dan pangkal daunnya trunkatus.
Macam bunga Limnocharis flava (Genjer) yaitu majemuk, karagan
bunganya (perbungaan) rasemosa, simetri bunganya zigomorf.
Perhiasan bunganya terdiri dari mahkota yang berjumlah
3 dan berwarna kuning, kelopaknya berjumlah 3 dan berwarna hijau. Alat kelamin
pada bunganya terdiri dari benang sari yang berjumlah banyak, dan berwarna
kuning. Putiknya berjumlah 1, letaknya ditengah benang sari, ovarium suferum
(letak ovariumnya diatas mahkota), berwarna hijau, dan ukurannya lebih besar
dari benag sari. Distribusi seksnya yaitu monoseus karena memiliki 2 alat
kelamin pada 1 rumah. Limnocharis flava (Genjer) memilki bagian tambahan yaitu batang
yang berrongga seperti gabus.
Limnocharis flava (Genjer)
adalah tumbuh-tumbuhan yang hidup liar disekitar persawahan. Tumbuhan ini
memiliki daun yang terlapisi oleh lilin dan batang yang berongga. Umumnya
tumbuhan ini dapat menjadi gulma yang berbahaya pada area persawahan. Hal ini
dikarenakan semakin banyak gulma yang tumbuh diarea persawahan maka akan
semakin besar kompetisi atau perebutan makanan yang terjadi diantara tanaman
padi dan tumbuhan genjer.
Tanaman genjer dapat hidup selama satu tahun dan
berbunga disepanjang tahun. Kandungan
nutrisi yang terdapat pada Limnocharis flava (Genjer) lemak,
vitamin B1, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Limnocharis
flava (Genjer) dapat dimanfaatkan sebagai cadangan energi dalam tubuh,
memperkuat tulang, untuk mencegah kanker kolon dan sembelit, dan membantu
memproduksi sel-sel tubuh.
Klasifikasi Palem
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub
Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Genus : Hyophorbe
Spesies : Hyophorbe lagenicaulis
Pengamatan ketiga dilakukan pada spesiemen
Hyophorbe lagenicaulis (Palem).
Hyophorbe lagenicaulis (Palem) dilihat dari
batangnya yaitu habitus pohon, memiliki percabangan monopodial, dan segi
penampangnya berbentuk bulat. Sedangkan dilihat dari daunnya yaitu mempunyai
macam daun yang majemuk, letak kedudukan dunnya yaitu berhadapan, bentuk
daunnya yaitu pita lanset, pertulangan daunnya sejajar, tepi daunnya rata, ujung
daunnya runcing, dan pangkal daunnya dekuren.
Berbagai jenis tanaman Hyophorbe
lagenicaulis (Palem) memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan. Beberapa kegunaan yang dapat dinikmati dari
jenis-jenis palem, misalnya aren buat membuat gula, tuak, dan buahnya buat
membuat kolang-kaling. Hyophorbe lagenicaulis (Palem) biasa tumbuh pada tempat-tempat yang lembab
dan banyak terkena sinar matahari.
Klasifikasi Keladi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub
Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium bicolor
Pengamatan keempat dilakukan pada spesiemen Caladium bicolor (Keladi). Caladium
bicolor (Keladi) dilihat dari batangnya yaitu habitus pohon, memiliki
percabangan monopodial, dan segi penampangnya berbentuk bulat. Sedangkan
dilihat dari daunnya yaitu mempunyai macam daun yang majemuk, letak kedudukan
dunnya yaitu berhadapan, bentuk daunnya yaitu pita lanset, pertulangan daunnya
sejajar, tepi daunnya rata, ujung daunnya runcing, dan pangkal daunnya dekuren.
Secara umum, Caladium bicolor (Keladi)
ini mengandung senyawa detoksifikasi yang membantu membersihkan Racun dari
sistem pencernaan, melancarkan peredaran darah, dan mengembalikan daya tahan
tubuh yang lemah. Pohon palem juga ada yang berkhasiat sebagai obat
tradisional. Bijinya bisa menghasilkan asam organik, enzim, dan komponen
antibiotik. Sisa kayu dari batang atau pelepah dan bagian pohon kering lainnya
bisa dijadikan bahan bakar.
VII.KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Family Limnocharitaceae: Limnocharis flava (Genjer) memiliki ciri
khusus yaitu memiliki batang yang berrongga seperti gabus.
2. Family Pandanaceae: Pandanus amaryllifolius (Pandan wangi) memiliki ciri khusus yaitu
pada daun induk tulang daunnya melengkung, dan memilki bau yang khas karena
memiliki minyak atsiri.
3. Family Araceae: Colocasia esculenta (Keladi/Taleus) mempunyai ciri khusus yaitu
letak daunnya equitan dan merupakan sebuah roset akar.
4. Famil Arecaceae: Hyophorbe
lagenicaulis (Palem) memiliki
ciri khusus yang habitusnya berupa terna atau semak yang bergerombol dengan
getah yang cair atau seperti susu, pahit.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, A Neil. 2000. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Mulyani, Asep. 2015. Panduan Praktikum Botani
Phanerogamae. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan
(Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim. 2011. Kelas alismatidae. http://id.wikipedia.org/wiki/Alismatales
(Diakses pada tanggal 16 Mei 2015 20.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar